LUMBA –LUMBA
Lumba-lumba adalah makhluk
laut paling cerdas, ramah dan suka menolong. Mereka memahami perintah dengan
baik dan tahu cara mematuhinya. Tubuh mereka diciptakan dengan bentuk yang
sungguh menakjubkan.
Melihat Dengan Suara
Kita selalu melihat lumba-lumba
di permukaan air. Tapi mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di kedalaman
lautan; tempat yang menyulitkan untuk melihat sesama mereka dan mencari makan.
Tapi, lumba-lumba dapat melihat lebih baik dalam gelapnya lautan daripada
kemampuan kita melihat dalam terangnya cahaya. Lalu, bagaimanakah mereka dapat melakukan ini?
Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya. Tepat di
bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara. Dengan
mengalirkan udara melalui kantung-kantung ini, mereka menghasilkan suara
bernada tinggi.
Kantung udara ini berperan
sebagai cermin akustik yang memfokuskan suara yang dihasilkan gumpalan kecil
jaringan lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan. Kemudian, suara
ekolokasi ini dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus. Suara
lumba-lumba segera memantul kembali bila membentur benda apa pun. Lumba-lumba
mendengarkan seksama pantulan suara ini. Gelombang suara ini ditangkap di
bagian rahang bawahnya yang disebut "jendela akustik". Dari sini,
informasi suara diteruskan ke telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk
diterjemahkan. Pantulan suara dari sekelilingnya memberi informasi rinci
tentang jarak benda-benda dari mereka, berikut ukuran dan pergerakannya.
Berkat perangkat ini,
lumba-lumba dapat memindai wilayah yang luas; bahkan memetakan samudra. Inilah
sistem sonar sempurna yang dengannya lumba-lumba memindai dasar laut layaknya
alat pemindai elektronik. Sistem berteknologi tinggi yang terbuat dari daging
dan tulang yang ditempatkan dalam tubuh seekor makhluk laut adalah bukti
kehebatan dan kesempurnaan ciptaan Allah.
Kapal selam modern menemukan
arah dengan menggunakan sonar. Lumba-lumba telah menggunakan teknologi jutaan
tahun lebih awal dibandingkan manusia yang baru menemukannya di abad ke-20.
Mustahil seekor binatang mampu memiliki sistem sedemikian menakjubkan atas
kehendaknya sendiri. Sistem tak tertandingi pada lumba-lumba adalah bukti bahwa
Allah telah menciptakan mereka. Sistem sinar frekuensi tinggi ini tidak hanya
berfungsi mengindra benda-benda di lautan.
Lumba-lumba juga
menggunakannya untuk mencari makan. Lumba-lumba dalam suatu kelompok
mengarahkan gelombang suara kuat ini pada sekelompok ikan. Dengan cara ini,
mereka membuyarkan kawanan ikan dan dengan mudah menangkapnya. Ikan dilumpuhkan
dengan senjata ini, dan turut menjadi mangsa mudah bagi burung-burung laut.
Lumba-lumba juga menggunakan
sistem sonar untuk berkomunikasi secara mengagumkan. Mereka mampu saling
berkirim pesan meski terpisahkan oleh jarak lebih dari 220 km. Artinya, seekor
lumba-lumba di selat Bosphorus dapat berkomunikasi dengan rekannya di selat
Dardanela. Lumba-lumba paling sering berkomunikasi secara menakjubkan untuk
menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.
Tidur Dengan Sebelah Mata dan
Sebelah Otak. Allah menciptakan setiap makhluk dengan sistem penglihatan
menakjubkan sesuai keperluannya. Manusia memiliki mata mengagumkan yang
memungkinkan mereka melihat di daratan. Tapi di dalam air, penglihatannya
sangat kabur. Alasannya, mata manusia tidak mampu fokus di dalam air.
Sama halnya, manusia
menggunakan kamera berteknologi tinggi untuk memotret di dalam air. Mata
lumba-lumba layaknya kamera khusus yang memungkinkan mereka melihat jelas di
bawah dan di atas permukaan air. Mereka memiliki lensa mata kenyal yang dapat
mengembang dan mengerut sehingga mampu berfokus di bawah dan di atas permukaan
air.
Ini sangat diperlukan bagi
lumba-lumba. Setiap kali
muncul ke permukaan, lumba-lumba secara seksama memperhatikan pergerakan
kawanan burung di sekitar mereka. Sebab, di tempat burung berkumpullah terdapat
sekumpulan ikan. Lumba-lumba sangat tahu akan hal ini, dan memanfaatkannya untuk
mencari mangsa dengan mudah.
Desain istimewa mata
lumba-lumba juga melindungi mata mereka dari air laut yang asin. Mata
lumba-lumba memiliki ciri khusus lainnya: setiap mata dapat berfokus pada satu
titik yang berbeda pada saat bersamaan. Karenanya, seekor lumba-lumba dapat
melihat ke depan dengan satu mata untuk menentukan arah berenangnya sambil
berjaga-jaga dari bahaya dengan mata yang lain. Bila perlu, lumba-lumba dapat
menutup salah satu matanya dan mengisitirahatkan separuh otaknya. Selang
beberapa lama, ia ganti melakukan hal yang sama pada mata dan separuh otaknya
yang lain.
Dengan cara ini, lumba-lumba
tidak pernah tertidur penuh dan selalu terjaga dari bahaya. Pendukung teori
evolusi menyatakan, makhluk hidup dengan seluruh sistem sempurnanya muncul ke
dunia dengan sendirinya tanpa sengaja diciptakan. Jika ini benar, maka sistem
sonar dan perangkat penglihatan lumba-lumba yang canggih itu juga ada karena
kebetulan, padahal tak seorang pun akan berkata bahwa sistem sonar elektronik
atau kamera ada dengan sendirinya tanpa sengaja dibuat.
Anggapan bahwa mata
lumba-lumba yang berteknologi jauh melebihi kamera biasa, atau desain sistem
sonarnya terbentuk secara kebetulan semata, sungguh tidak masuk akal. Keberadaan
perangkat berteknologi maju pada tubuh seekor makhluk hidup menunjukkan kita
pada satu kenyataan pasti: Allah menciptakan lumba-lumba dan memberi mereka
keistimewaan.
Kulit Yang Bergerak Menggelombang
Manusia berupaya membuat kapal
laut yang tahan terhadap segala keadaan. Namun, ada satu lagi rintangan utama
yang harus diatasi oleh kapal laut, yakni kuatnya gaya hambatan air. Semakin
cepat kapal bergerak, semakin besar hambatan airnya.
Karenanya, para insinyur
hidrodinamika berusaha menjadikan hambatan ini sekecil mungkin ketika merancang
kapal, perahu, dan kapal selam. Tenaga sangat besar pada motor pendorong kapal
laut diperlukan guna mengimbangi gaya hambat ini.
Lumba-lumba senang berenang
dengan kecepatan tinggi. Tentunya, kapal laut dengan kecepatan seperti ini akan
mengalami gaya hambat sangat kuat. Namun ini bukan masalah bagi lumba-lumba
karena Allah, yang menciptakan mereka dari ketiadaan, telah menciptakan segala
perangkat yang mereka perlukan. Tubuh dan kulitnya dirancang khusus untuk
mengurangi hambatan air sebanyak mungkin. Saat lumba-lumba mulai berenang
cepat, lapisan tipis air terbentuk di permukan kulit mereka. Lapisan tipis air
ini dinamakan "lapisan penghalang".
Kulit ini diciptakan dengan
kelenturan yang memungkinkannya bergerak menggelombang ketika turbulensi
terjadi. Kulit ini mencegah terjadinya gaya hambat air dengan bergerak
menggelombang berlawanan arah dengan gerak turbulensi pada "lapisan
penghalang". Hasilnya, gerakan renang yang cepat tanpa menimbulkan suara.
Desain ini sungguh merupakan keajaiban teknik.
Setelah empat tahun
penelitian, para insinyur Jerman yang menemukan desain kulit lumba-lumba,
menirunya dan berhasil membuat lapisan luar kapal selam dengan sifat yang sama.
Kapal selam yang dirancang
menggunakan lapisan ini berhasil menaikkan 250 % kecepatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar